Kelompok Kerja Efektif
Apa Itu Kelompok Kerja Efektif?
Kelompok kerja efektif adalah
kelompok yang mampu menjalankan tugasnya sesuai rencana, sehingga hasil kerja
yang dicapai dapat memberikan kepuasan kepada kelompok itu sendiri. Misal :
stamina kerja, hasil kerja, disiplin dalam kerjanya, pengaturan waktu,
dsb. Masing–masing pribadi
hendaknya ikut aktif terlibat dan berkomitmen dalam hal tujuan, strategi, dan
program yang telah disepakati untuk menunjukan kerja yang optimal
Secara Umum, efektivitas suatu
unit kerja akan ditentukan oleh 3 faktor, yaitu:
- Sumber Daya Manusia
- Tujuan, goal, atau sasaran
- Proses pencapaian tujuan
3 Faktor Kepemimpinan
- Personal oriented : Kepemimpinan ini lebih mementingkan individualnya.
- Task oriented : Kepemimpinan ini lebih mementingkan tujuan, goal,
dan sasaran.
- Process oriented : Kepemimpinan ini lebih mementingkan proses dan
strategi untuk mencapai tujuannya.
Tugas Pemimpin dibagi menjadi 3, yaitu:
- Memimpin unit kerja dalam menentukan cara, strategi, dan proses
untuk mencapai tujuan
- Menjalin komunikasi dan relasi secara personal ( relationship function )
- Melaksanakannya.
Ada 4 Prioritas
unit faktor kerja yang efektif
1 Faktor Manusia
2 Faktor
Tujuan
3.Faktor Proses
4.Strategi dan cara mencapai tujuan.
Ke 4 faktor ini saling berhubungan. Jika 1 dari faktor
ini di abaikan maka banyak hal
yang terbengkalai dan hasilnya kurang
memuaskan semua pihak.
Pemimpin yang terlalu menekankan faktor manusia dan mengabaikan
faktor yang lain akan memiliki semboyan “alon – alon waton kelakon”, yang penting para anggota kelompok merasa tenang dan
senang, tidak perlu ngoyo dan ngrekasa, setel kendho, dll.
Pemimpin yang terlalu berorientasi pada tujuan,
seringkali menjadi kurang manusiawi. Manusia seringkali diperlakukan seperti
mesin ataupun robot yang tidak memiliki pikiran maupun perasaan. Yang penting
lebih mementingkan tujuan tercapai secara efektif dan tidak mementingkan
cara/proses untuk mencapai tujuan.
Pemimpin yang terlalu berorientasi pada cara/proses/strategi
biasanya akan terlalu banyak campur tangan dalam tugas yang telah diserahkan
oleh anak buahnya. Ia akan terlalu banyak memberikan nasehat dan merencanakan
segalanya dengan cermat. Ia memiliki semboyan : ‘’ Proses yang baik akan
menjamin hasil yang baik. ‘’ Sebelum ada fasilitas dan program yang jelas, ia
belum bisa bekerja. Kelompok kerja yang efektif akan berusaha dan
mempertahankan hubungan yang baik antar anggota, tanpa mengabaikan tujuan dan
cara untuk mencapai tujuan.
Kelompok bedasarkan kecenderungan fungsi kepemimpinan
- Kepemimpinan yang berorientasi pada fungsi relasional dan
mengabaikan tujuan akan menghasilkan kelompok yang sangat kompak, tetapi
tidak mencapai tujuan.
2. Kepemimpinan yang berorientasi
pada fungsi relasional dan tujuan tinggi akan menghasilkan kelompok yang kompak
dan kondusif dalam relasi komunikasi serta mencapai tujuan secara efektif
3. Kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian tujuan dan mengabaikan
tujuan akan menghasilkan kelompok yang efektif mencapai tujuan, tetapi tidak
kompak, kurang terjadi relasi dan komunikasi yang harmonis.
4. Kepemimpinan yang tidak berorientasi pada hubungan pribadi/fungsi
relasional dan tujuan, akan menghasilkan kelompok yang tidak kompak dan tidak
mencapai tujuan.
Tahap – Tahap Perkembangan Kelompok Efektif
Hubungan antar pribadi dalam kelompok yang
efektif :
- Ketergantungan pada pemimpin
Para anggotanya cenderung menggantungkan diri
pada pemimpin. Mereka
cenderung belum punya inisiatif dan keberanian untuk mengajukan pendapat lain
yang berbeda dari pemimpinnya.
2. Konflik antar anggota
setelah mereka mulai mengenal
medan pekerjaan dengan lebih baik, mereka mulai mengemukakan pendapat dan
gagasannya serta mulai mengenal kekurangan dan kelebihan orang lain, maka
konflik besar ataupun kecil, terbuka ataupun tersembunyi, langsung ataupun tak
langsung tak bisa dihindari. Misal : banyak anggota yang mulai mempermasalahkan
aturan permainan, disiplin kerja, jadwal, pembagian kerja, penggajian, dll.
3. Kohesi, saling tarik – menarik.
Jika berbagai konflik dapat
dipecahkan dengan baik dan dianggap sebagai suatu hal yang wajar terjadi, maka
berikutnya adalah timbulnya kohesi, saling tarik – menarik antar
anggota. Kita mulai menerima
kenyataan bahwa kita perlu saling tolong dan saling dukung agar tujuan kelompok
dapat tercapai dengan baik. Kita merasa perlu adanya kesatuan dan persatuan
demi tercapainya tujuan bersama, dan menganggap konflik sebagai sesuatu yang
wajar dan harus diatasi bersama.
4. Saling Tergantung.
Saling tergantung disini
bukan berarti bahwa para anggota saling menunggu, melainkan bahwa para anggota
selalu menyadari bahwa ia bekerja bukan untuk dirinya sendiri saja, melainkan
bersama – sama dengan kelompoknya.
Bekerja dalam Tim
Kenyataannya, kerja dalam satu
tim merupakan solusi yang terbaik untuk mencapai kesuksesan. Kesuksesan kelompok tidak tergantung pada
perseorangan, tetapi lebih pada kerja tim yang saling mendukung dan pendekatan
kerja tim ini juga akan mempermudah manajemen dan pendelegasian tugas – tugas.
Apa itu kerja tim???
Tim adalah kumpulan individu
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada aturan main
dan mekanisme kerja yang jelas baik bagi perseorangan maupun kelompok. Masing –
masing anggota bekerja dengan saling tergantung. Ada dua hal penting yang
hendaknya kita mengerti dan patuhi, yaitu tentang tugas beserta permasalahannya,
serta proses dan interaksi antaranggota.
Mengapa perlu ada tim???
Kerja tim sangat diperlukan
karena dapat menciptakan sumber daya manusia yang luar biasa kuat, sebab
berbagai talenta tergabung dan menjadi suatu kekuatan untuk mencapai hukum.
Berbagai kebijakan yang melibatkan kebersamaan akan lebih mudah dipahami. Para
anggota lebih terdorong untuk berprestasi karena ada kejelasan tugas dan
pendelegasian yang bertumpu pada pemahaman tugas beserta masalahnya, serta
proses dan bagaimana interaksi satu bagian dengan bagian yang lain. Harga diri
masing – masing anggota juga akan meningkat karena diberi wewenang dan
tanggungjawab yang jelas dengan target yang baik.
Siklus hidup tim
Hidup tim kerja mengalami
siklus yang biasa terjadi, dan prinsipnya sama dengan siklus kelompok kerja.
Berikut penjelasan singkatnya.
- Forming atau pembentukan
a. Para anggota setuju
untuk bergabung dalam kelompok demi
mencapai tujuan bersama
b. Masing – masing anggota
membawa nilai, pendapat, cara kerja sendiri – sendiri, dan tidak memedulikan
nilai, pendapat, dan cara kerja orang lain
c. Masing – masing masih
merasa sungkan, malu – malu, sehingga memang terjadi kekompakan, tidak semu
d. Di antara mereka sendiri belum dapat
memilih seorang pemimpin karena belum saling mengenal secara mendalam.
- Storming atau Kekacauan
a. Pada tahap ini mulai
muncul kekacauan pada nilai – nilai, pendapat, cara kerja yang berbeda – beda
dan mengalami benturan satu dengan yang lainnya.
b. Para anggota mulai
meragukan pemimpin karena sudah mulai mengenal kelebihan dan kekurangan, bakat,
dan talenta pada di diri masing – masing.
c. Muncul kelompok –
kelompok kecil, fraksi – fraksi, mencampuradukkan tugas dan masalahnya, proses
dan interaksinya dengan masalah pribadinya.
3. Norming atau Situasi Normal Setelah Kekacauan
a. Mulai tumbuh kesadaran
untuk bekerja sama dan menghindari kehancuran unit kerjav atau kelompoknya.
b. Mulai tumbuh semangat
bekerja sama.
c. Masing – masing anggota
mulai saling menjadi pendengar yang baik.
d. Masing – masing anggota
mulai menaati aturan dan mekanisme kerja yang telah ditetapkan.
4. Performing atau Pembangunan Kembali Tim Yang Andal
a. Kalau suatu tim bisa
mencapai tahap ini, maka tahap ini merupakan
puncak keberhasilan.
b. Sistem kerja yang
dilaksanakan amat produktif, efisien, dan efektif.
c. Prestasi kerja kelompok,
perseorangan, dan proses serta interaksi antarpribadi dan bagian sangat baik.
d. Terjadi relasi dan
komunikasi baik mengenai karya maupun persoalan pribadi/keluarga secara akrab.
Manajerial
• Anggota hendaknya memiliki ketrampilan dalam menyusun
rencana kerja
• Anggota
hendaknya cerdas dalam menentukan tujuan, baik tujuan yang sesuai dengan
tanggung jawab dan kewenangannya, maupun tujuan kelompok sebagai tim
• Anggota juga
hendaknya terampil dalam memantau kinerja diri, sehingga dapat mengukur dan
menilai peningkatan kinerja diri.
Interpersonal
• Setiap anggota hendaknya memiliki ketrampilan
berkomunikasi yang memadai termasuk kemampuan menjadi pendengar yang kreatif.
• Setiap anggota
hendaknya menghargai pendapat atau gagasan orang lain.
• Setiap anggota
hendaknya terampil menjalin hubungan atau berelasi dengan orang lain.
• Setiap anggota
hendaknya mampu menjaga persahabatan yang baik untuk mendukung kinerja kerja
bersama.
Faktor Pengaruh pada Motivasi Tim
• Tujuan : Hendaknya visi,
misi, dan tujuan di rumuskan
dengan jelas dan tepat.
• Tantangan : Ada
sesuatu yang harus diatasi dan diselesaikan. Ada tantangan untuk mencapai
target tertentu, sehingga ada rangsangan untuk maju dan meningkatkan diri.
• Keakraban : Bagaimana membentuk semangat setia kawan, senasib
sepenanggungan.
• Tanggung Jawab : Pemberian otoritas dan pengambilan keputusan akan
memberikan motivasi kerja yang sangat tinggi bagi anggota, karena ada
kepastian.
• Kesempataan untuk maju : Pemimpin hendaknya memberikan peluang yang sama dan
adil bagi setiap anggotanya untuk maju dan memberikan
peningkatan kualitas harga diri setiap anggota dengan kemajuan yang di peroleh.
• Kepemimpinan : Pemimpin harus memperkuat komitmen
anggota akan tujuan bersama dan memberikan suasana kerja yang kondusif,
sehingga mereka dapat bekerja dengan nyaman, tenang, dan harmonis.
Comments
Post a Comment