Contoh Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seorang guru dalam menjalankan
tugasnya sebagai pendidik di sekolah, perlu memiliki seperangkat ilmu tentang
bagaimana ia harus mendidik anak. Guru bukan hanya sekedar terampil dalam
menyampaikan bahan ajar, namun disamping itu ia juga harus mampu mengembangkan
pribadi anak, mengembangkan watak anak, dan mengembangkan serta mempertajam
hati nurani anak. Pedagogik merupakan ilmu yang mengkaji bagaimana membimbing
anak, bagaimana sebaiknya pendidik berhadapan dengan anak didik, apa tugas
pendidik dalam mendidik anak, apa yang menjadi tujuan mendidik anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pedagogik?
2. Bagaimana Pentingnya Pendidikan?
3. Apa yang Dimaksud dengan Ilmu
Pendidikan Sebagai Teori?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian
pendidikan.
2. Untuk mengetahui pentingnya
pendidikan.
3. Untuk mengetahui pendidikan sebagai
teori.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pedagogik
Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu pendidikan anak. Pedagogik sebagai ilmu
sangat di butuhkan oleh guru khususnya guru taman kanak-kanak dan guru sekolah
dasar karena mereka akan berhadapan dengan anak yang belum dewasa. Tugas guru
bukan hanya mengajar untuk menyampaikan, atau mentransformasikan pengetahuan
kepada para anak di sekolah, melainkan guru mengemban tugas untuk mengembangkan
kepribadian anak didiknya secara terpadu. Guru mengembangkan sikap mental anak,
mengembangkan hati nurani atau kata hati anak, sehingga ia (anak) akan sensitif
terhadap masalah-masalah kemanusiaan, harkat derajat manusia, dan menghargai
ssesama manusia. Begitu juga guru harus mengembangkan keterampilan anak,
keterampilan hidup di masyarakat sehingga ia mampu untuk menghadapi segala
permasalahan hidupnya.
1. Pendidikan Dalam Arti Khusus
Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld
(Belanda) pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke
arah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak “mampu secara mandiri menyelesaikan
tugas hidupnya”.
Jadi pedagogik adalah ilmu mendidik anak.
Langeveld (1980), membedakan istilah
“pedagogik“ dengan istilah “ pedagogi”. Pedagogik di artikan dengan ilmu
mendidik, lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang
pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak, mendididk anak.
Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan, yang lebih menekankan kepada
praktik, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbimg anak.
Pendidikan dalam arti khusus ini
menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam lingkungan keluarga, dalam
arti tanggung jawab keluarga. Hal tersebut lebih jelas di kemukakan oleh
Drijarkara (Ahmadi, Uhbiati:1991 ) bahwa:
a. Pendidikan adalah hidup bersama dalam
kesatuan tri tunggal ayah-ibu-anak, dimana terjadi pemanusiaan anak. Dia
berproses untuk memanusiakan sendiri sebagai manusia purnawan.
b. Pendidikan adalah hidup bersama
dalam kesatuan tri tunggal, ayah-ibu-anak, dimana terjadi pembudayaan anak. Ia
berproses untuk akhirnya bisa membudaya sendiri sebagai manusia purnawan.
c. Pendidikan adalah hidup bersama
dalam kesatuan tri tunggal, ayah-ibu-anak, dimana terjadi pelaksanaan
nilai-nilai, dengan mana dia berproses untukakhirnya bisa t sendiri sebagai
manusia purnawan.
2. Pendidikan Dalam Arti Luas
Pendidikan dalam arti luas merupakan
usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung
sepanjang hayat. Menurut Henderson, pendidikan merupakan suatu proses
pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan
lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak
manusia lahir. Warisan sosial merupakan bagian dari lingkungan masyarakat,
merupakan alat bagi manusia untuk pengembangan manusia yang terbaik dan
inteligen, untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dari pengertian pendidikan di atas
(dalam arti luas) ada beberapa prinsip dasar tentang pendidikan yang akan
dilaksanakan:
Pertama, bahwa pendidikan berlangsung seumur
hidup. Usaha pendidikan sudah dimulai sejak manusia lahir dari kandungan
ibunya, sampai tutup usia, sepanjang ia mampu untuk menerima pengaruh dan dapat
mengembangkan dirinya. Suatu konsekuensi dari konsep pendidika sepanjang hayat
adalah, bahwa pendidikan tidak identik dengan persekolahan. Pendidikan akan
berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Kedua, bahwa tanggung jawab pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama semua manusia: tanggung jawab orang tua,
tanggung jawab masyarakat, dan tanggung jawab pemerintah.
Ketiga, bagi manusia pendidikan merupakan
suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan
kepribadian yang berkembang, yang di sebut manusia seluruhnya.
Bagi orang dewasa ilmu pendidikan
yang mengkajinya disebut “andragogi”, yang berassal dari bahasa yunani “andr”
dan “agogos”. Dalam bahasa yunani, “andr” berarti orang dewasa dan “agogos”
berarti memimpin atau membimbing. Knowles (1980) mendefinisan andragogi sebagai
seni dan ilmu dalam membantu warga (orang dewasa) untuk belajar. Berbeda dengan
pedagogi yang dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk mengajar anak-anak.
Andragogi adalah suatu model proses
pembelajaran peserta didik (warga belajar) dewasa. Andragogi disebut juga
sebagai teknologi pelibatan orang dewasa dalam kegiatan belajar. Proses
pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran
melibatkan warga belajar.
3. Mendidik, Mengajar, Dan Melatih.
Menurut
Jean-Jacques Rousseau dalam Closson (1999), mendidik adalah memberikan
pembekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak tapi dibutuhkan pada masa
dewasa.
Menurut Usman
(1994), mengajar adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau
mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi
lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang
menimbulkan terjadinya proses belajar.
Menurut
Sarief (2008), melatih pada hakekatnya adalah suatu proses kegiatan untuk
membantu orang lain (atlet) mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam
usahannya mencapai tujuan tertentu.
Tujuan dari
tiga jenis kegiatan itu juga berbeda. Mendidik ingin mencapai kepribadian yang
terpadu, yang terintegrasi, yang sering dirumuskan untuk mencapai kepribadian
yang dewasa. Tujuan pengajaran yang menggarap kehidupan intelek anak ialah
supaya anak kelak sebagai orang dewasa memiliki kemampuan berpikir seperti yang
diharapkan dari orang dewasa secara ideal, yaitu diantaranya mampu berpikir abstrak logis, obyektif, kritis, sistematis
analisis, sintesis, integrative, dan inovatif. Tujuan latihan ialah untuk
memperoleh keterampilan tentang sesuatu. Keterampilan adalah sesuatu perbuatan
yang berlangsung secara mekanis, yang mempermudah kehidupan sehari-hari dan
dapat pula mebantu proses belajar, seperti kemampuan berhitung, membaca,
mempergunakan bahasa, dan sebagainya. Baik keterampilan maupun kemampuan
berpikir akan membantu proses pendidikan, yang menyangkut pembangunan seluruh
kepribadian seseorang.
B.
Pentingnya Pendidikan
1.
Manusia Memerlukan Bantuan
Tanpa usaha belajar dari pihak
generasi muda dan usaha pendidikan dari pihak generasi dewasa, manusia tak
dapat mempertahankan dan mengembnagkan kehidupannya, sehingga dapat mencapai
tingkat yang lebih bermutu dan lebih mulia. Pendidikan berfungsi untuk
meningkatkan mutu kehidupan manusia, baik sebagai individu, maupun sebagai
kelompok dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Pendidikan Dalam Praktik
Antara individu yang satu dengan
yang lain ada hubungan pengaruh mempengaruhi. Kita menemukan pada setiap
manusia gejala suka meniru (imitasi) perbuatan manusia lain. Dalam observasi
mengenai pergaulan antara manusia kita temukan ada gejala seperasaan; jika anak
sakit ibu merasakan juga keadaan anak yang sakit, pada ibu timbul rasa kasih
saying. Gejala yang berhubungan dengan perasaan individu yang satu dengan
individu lain, disebut oleh Maks Scheler simpati, yang secara etimologis
terdiri atas dua kata, yaitu “sing” sama atau “ bersama”, “pati” (dari yunani “pathos” yang berarti perasaan, penderitaan).
Proses identifikasi adalah semacam keinginan meniru segala tingkah laku orang
tuanya, dan sering sekali berlangsung secara tidak sadar.
Jelas bahwa menurut Janlighart
pendidikan itu di dasari oleh kasih sayang, yang merupakan sumber bagi dua
syarat yang lain, yaitu kesabaran dan kebijaksanaan. Sikap kesabaran sangat di
perlukan untuk menghadapi anak, karena sikap tidak sabar atau lekas marah tidak
akan menggairahkan kejiwaan anak.
Dengan pendidikan atau dengan proses
perkembangan masyarakat, kita akan menemukan suatu perubahan dalam cara dan
kualitas kehidupan. Tidak ada masyarakat yang bersifat statis, yang tidak
mengalami perubahan. Upaya pendidikan bukan saja terjadi atas sikap perbuatan
dan seluruh kepribadian, melainkan juga alat-alat pendidikan yang dengan
sengaja di manfaatkan oleh pendidik. Dalam praktik pendidikan sehari-hari, kita
tidak boleh melupakan respon anak didik
terhadap upaya pendidikan yang kita gunakan, karena respon anak tersebut merupakan
umpan balik (feedback) bagi tindakan–tindakan pendidikan selanjutnya.
C. Ilmu
Pendidikan Sebagai Teori
1. Pentingnya Teori Pendidikan
Teori pendidikan (dalam hal ini
pedagogik) perlu di pelajari secara akademik (secara ilmiah di perguruan tinggi),
khususnya di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), yang mempersiapkan
lulusannya untuk menjadi pendidik baik disekolah maupun diluar sekolah.
Ilmu pendidikan sebagai teori perlu
dipelajari karena akan memberi beberapa manfaat:
a. Dapat dijadikan sebagai pedoman
untuk mengetahui arah serta tujuan mana yang akan di capai.
b. Untuk menghindari atau
sekurang-kurangnya mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktik, karena dengan
memahami teori pendidikan, seseorang akan mengetahui mana yang boleh dan yang
tidak boleh di lakukan, walau teori tersebut bukan suatu resep yang jitu.
c. Dapat di jadikan sebagai tolak ukur,
sampai di mana seseorang telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.
Prof. Sikun Pribadi (1984) menemukakan
tiga golongan kesalahan dalam melaksanakan pendidikan yaitu:
a. Kesalahan-kesalahan teknis, artinya
kesalahan yang di sebabkan oleh kekeurangan keterampilan atau kesalahan dalam
cara menerapkan pengertian atau prinsip-prinsip tertentu.
b. Kesalahn-kesalahan yang bersumber
pada struktur kepribadian prilaku pendidik sendiri.
c. Kesalahan-kesalahan yang sifatnya
konseptual, artinya karena pendidikan kurang mendalami masalah-masalah yang
sifatnya teoritis maka perbuatan mendidiknya mempunyai akibat-akibat yang tak
dapat di benarkan.
2. Pendidikan Dalam Ruang Lingkup Mikro Dan Makro
Pendidikan yang dilakukan secara
nasional dengan segala perangkat aturannya seperti Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan mencakup
pendidikan sekolah dan luar sekolah, berlangsung seumur hidup, hal tersebut
melakukan tinjauan pendidikan secara makro (besar).
Di samping kita mengkaji pendidikan
dalam skala luas, kita bisa mempelajari pendidikan dalam skala kecil, misalnya
pendidikan dalam keluarga saja, pendidikan di sekolah saja, (misalnya kita
hanya terfokus mengkaji pendidikan di SD saja, atau SMP), hal tersebut
merupakan suatu kajian pendidikan dalam skala mikro (kecil).
Pengelompokan kajian pendidikan
secara mikro dan makro tersebut dapat di lihat dari dua segi, yaitu:
a. Manusia sebagai individu, dan sebagai anggota
masyarakat.
Antara individu dan masyarakat bagi
seorang manusia tidak dapat di pisahkan satu sama lain, artinya individu tak
mungkin berkembang dengan sebaik-baiknya, bahkan individu tak mungkin hidup,
tanpa di bantu oleh dan hidup bersama dengan orang lain. Suatu masyarakat tak
mungkin ada tanpa adanya anggota-anggota masyarakat atau individu-individu yang
hidup di dalamnya. Sering juga suatu masyarakat dapat maju karena jasa-jasa
orang-orang tersebut yang pernah memimpin masyarakat itu atau yang pernah
memberikan sumbangannya di mana individu itu hidup dan bekerja.
b. Tanggung jawab pendidikan
b. Tanggung jawab pendidikan
1. Tanggung jawab keluarga
Pendidikan mikro sebagai upaya pendididkan
untuk mendewasakan anak, sepenuhnya merupakan tanggung jawab keluarga. Sekolah
(sampai dengan SMA), pendidikan usia dini (play group: kelompok bermain), atau
bentuk-bentuk lainnya, merupakan pendidikan mikro sebagai wakil keluarga dalam
melaksanakan upaya pendidikannya. Keluargalah yang paling bertanggung jawab
secara moral, spiritual, dan fisik material untuk mendewasakan anak.
2. Tanggung jawab bersama
Tanggung jawab pendidikan dalam arti
luas merupakan tanggung jawab bersama dari semua pihak, yaitu keluarga
masyarakat, dan pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional (pasal 7 – pasal 11).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pedagogik merupakan ilmu yang
membahas pendidikan, yaitu ilmu pendidikan anak. Pendidikan berfungsi untuk
meningkatkan mutu kehidupan manusia, baik sebagai individu, maupun sebagai
kelompok dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan pendidikan atau dengan proses
perkembangan masyarakat, kita akan menemukan suatu perubahan dalam cara dan
kualitas kehidupan. Tidak ada masyarakat yang bersifat statis, yang tidak
mengalami perubahan. Ilmu pendidikan sebagai teori perlu dipelajari karena akan
memberi beberapa manfaat:
1. Dapat dijadikan sebagai pedoman
untuk mengetahui arah serta tujuan mana yang akan di capai.
2. Untuk menghindari atau
sekurang-kurangnya mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktik, karena dengan
memahami teori pendidikan, seseorang akan mengetahui mana yang boleh dan yang
tidak boleh di lakukan, walau teori tersebut bukan suatu resep yang jitu.
3. Dapat di jadikan sebagai tolak ukur,
sampai di mana seseorang telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Sadulloh,
Uyoh, dkk. 2011. Pedagogik. Bandung.
Alfabeta.
Usman, Moh.
Uzer. 1994. Menjadi Guru Professional.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Comments
Post a Comment